Kamis, 09 Oktober 2025

Ngulik Hidup Bareng Filsafat : Cerita dari Axa


   Halo! Aku I Gusti Ngurah Bagus Axamahima Satyawedanta, biasa dipanggil Axa. Saat ini aku bersekolah di SMPN 1 Negara dan sedang menapaki kelas 9. Selama masa SMP ini, banyak hal yang membentuk diriku, mulai dari pengalaman menjadi fasilitator PMR, ketua OSIS, anggota Forum Anak Daerah Komisi Pendidikan, hingga pinru Pramuka di sekolah. Dari situ aku belajar bagaimana mengatur waktu, memimpin dengan empati, serta beradaptasi dengan berbagai karakter teman. Semua pengalaman itu bukan hanya soal jabatan, tapi tentang perjalanan memahami diri dan peran dalam lingkungan yang lebih luas.

   Salah satu hal yang membuatku bisa bertahan di tengah kesibukan yang padat adalah filsafat. Bagi banyak orang, filsafat mungkin terdengar rumit, tapi bagiku, ia justru sederhana: cara berpikir yang menuntun agar kita tetap waras di tengah hiruk-pikuk dunia. Melalui filsafat, aku belajar melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, memahami bahwa hidup tak selalu hitam putih, dan menerima bahwa setiap keadaan punya makna tersendiri. Filsafat melatih pikiranku menjadi lebih terbuka dan fleksibel, mengajarkan bahwa bahkan dari situasi yang tampak tidak menguntungkan, kita tetap bisa menemukan sesuatu yang berharga

   Dari sanalah aku membentuk pribadi yang kompleks dan tidak linear. Aku belajar berpikir lebih dalam sebelum bertindak, menimbang konsekuensi tanpa kehilangan arah, dan tetap berpegang pada norma serta etika yang kupercayai. Dalam peranku sebagai fasilitator dan pemimpin, aku berusaha menggabungkan logika dan empati  membimbing dengan pikiran, namun tetap melibatkan hati. Dengan begitu, aku bisa memahami bahwa hidup bukan sekadar tentang menang atau kalah, tapi tentang bagaimana kita mengendalikan diri di tengah keadaan yang tak selalu terkendali.
   Filsafat mengajarkanku untuk tetap menemukan ketenangan bahkan dalam kekacauan. Seperti kata Albert Camus, “Dalam kedalaman musim dingin, aku akhirnya belajar bahwa dalam diriku ada musim panas yang tak terkalahkan.” Dari kalimat itu aku belajar bahwa kendali sejati bukan tentang menguasai keadaan, melainkan memahami diri sendiri. Karena pada akhirnya, hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi tentang belajar menari di tengah hujan dengan pikiran yang tetap jernih dan hati yang sadar.

2 komentar:

Kekerasan Fisik, Dalam mata anak SMP

  Apa itu kekerasan Fisik?   Kekerasan fisik adalah tindakan yang menggunakan kekuatan tubuh untuk menyakiti, melukai, atau menimbulkan pend...